Kamis, 29 November 2012


A. STUDI ISLAM
Dikalangan para ahli masih terdapat perbedaan disekitar permasalahan apakah studi islam (agama) dapat dimasukkan ke dalam bidang ilmu pengetahuan, mengingat sifat dan karakteristik antara ilme pengetahuan dan agama berbeda.
Pada dataran normativitas studi Islam agaknya masih banyak terbebani oleh misi kagamaan yang bersifat memihak, romantis, dan apologis, sehingga kadar muatan analisis, kritis, medodologis, historis, empiris, terutama dalam menelaah teks-teks atau naskah-naskah keagamaan produk sejarah terdahulu kurang begitu ditonjolkan, kecuali dalam lingkungan para peneliti tertentu yang masih sangat terbatas.

dengan demikian secara sederhana dapat dekemukakan jawabannya bahwa dilihat dari segi normatif sebagaimana yang terdapat di dalam Alquran dan hadis, maka Islam lebih merupakan agama yang tidak dapat diberlakukan kepadanya pradigma ilmu pengetahuan, yaitu pradigma analisistis, kritis, metodologis, historis, dan empiris. Sebagai agama, Islam lebih bersifat memihak romantis, apologis, dan subjektif. sedangkan jika dilihat dari segi historisnya yakni islam dalam arti yang dipraktikkan oleh manusia serta tumbuh dan berkembang dalam sejarah kehidupan manusia, maka Islam dapat dikatakan sebagai sebuah disiplin ilmu, yakni ilmu keislaman atai Islam Studies 
Perbedaan dalam melihat Islam yag demikian itu dapat menimbulkan perbedaan dalam menjelaskan Islam itu sendiri. Ketika islam dilihat dari sudur normatif, Islam merupakan agama yang di dalamnya berisi ajaran Tuhan dengan urusan akidah dan muamalah sedangkan ketika Islam dilihat dari sudut historis atau sebagaimana yang tampak dalam Islam tampil sebagai sebuah disiplin ilmu (Islamic Studies).

B. METODE MEMAHAMI ISLAM 
Pada bagian ini penulis akan mencoba menelusuri metode memahami Islam sepanjang yang dapat dijumpai dari berbagai literatur keislaman. Dalam buku herjudul Tentang Sosiologi Islam, karya Ali Syari'ati, dijumpai uraian singkat mengenai metode memahami yang pada intinya Islam harus dilihat dari berbagai dimensi. Dalam hubungan ini, ia mengatakan jika kita meninjau Islam dari satu sudut pandangan saja, maka yang akan terlihat ha-nya satu dimensi saja dari gejalanya yang bersegi banyak. Mungkin kita berhasil melihatnya secara tepat, namun tidak cukup bila kita ingin memahaminya secara keseluruhan. Buktinya ialah Alquran sendiri. Kitab ini memiliki banyak dimensi; sebagiannya telah dipelajari oleh sarjana-sarjana besar sepanjang sejarah. Satu dimensi, misalnya, mengandung aspek-aspek linguistik dan sastra Alquran. Para sarjana sastra telah mempelajarinya secara terperinci. Dimensi lain terdiri atas tema-tema filosofis dan keimanan Alquran yang menjadi bahan pemikiran hagi para filosof serta para teolog hari ini. Dimensi alquran lainnya lagi yang belum dikenal ialah dimensi manusiawinya, yang mengandung persoalan historis, sosiofogis, dan psikologis. Dimensi ini belum banyak dikenal, karena sosiologi, psikologi ilmu-ilmu manusia memang jauh lebih muda dibandingkan ilmu-ilmu alam. Apalagi ilmu sejarah yang merupakan ilmu termuda di dunia. Namun yang dimaksudkan dengan ilmu sejarah di sini tidaklah identik dengan data historis ataupun buku-buku sejarah yang tergolong dalam buku-buku tertua yang pernah ada.
Untuk memahami islam secara benar ini, Nasruddin Razak mengajukan empat cara. : 
Pertama, Islam harus dipelajari dari sumbernya yang asli, yaitu Alquran dan Al-Sunnah Rasulullah. Kekeliruan memahami Islam, karena orang hanya megenalnya dari sebagian ulama dan pemeluknya yang telah jauh dari bimbingan Alquran dan Al-Sunnah, atau melalui pengenalan dari sumber – sumber kitab fiqih dan tasawuf yang semangatnya sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Mempelajari Islam dengan cara demikian akan men¬jadikan orang tersebut sebagai pemeluk Islam yang sinkretisme, hidup penuh bid’ah dan khurafat, yakni telah tercampur dengan hal-hal yang tidak Islami, dari ajaran Islam yang murni.
Kedua, Islam harus dipelajari secara integral, tidak dengan cara parsial, artinya dipelajari secara menyeluruh sebagai satu kesatuan yang bulat tidak secara. sebagian saja. Memahami Islam secara parsial akan membahayakan, menimbulkan skeptis, bimbang dan penuh keraguan. 
Ketiga, Islam perlu dipelajar dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar.
Keempat, Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan normatif teologis yang ada dalam Alquran, baru kemudia dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris, dan sosiologis yang ada di masyarakat. Dengan cara demikian dapat diketahui tingkat kesesuaian atau kesenjangan antara Islam yang berada pada dataran normatif teologis yang ada dalam Alquran dengan Islam yang ada pada dataran historis, sosiologis, dan empiris
Memahami Islam dengan cara keempat sebagaimana disebutkan di atas, akhir-akhir ini sangat diperlukan dalam upaya menjunjukkan peran sosial dan kemanusiaan dari ajaran Islam itu sendiri.
Dari uraian tersebut kita melihat bahwa metode yang dapat digunakan. untuk memahami Islam secara garis besar ada dua macam. Pertama, metode komparasi, yaitu suatu cara memahami agama dengan membandingkan seluruh aspek yang ada dalam agama Islam tersebut dengan agama lainnya, dengar. cara demikian akan dihasilkan pemahaman Islam yang objektif dan utuh Kedua, metode sintesis, vaitu suatu cara memahami Islam yang memadukan antara metode ilmiah dengan segala cirinya yang rasional, objektif, kritis, dan seterusnya dengan metode teologis normatif. Metode ilmiah digunakar. untuk memahami Islam yang tampak dalam kenyataan historis, empiris, dar sosiologis, sedangkan metode teologis normatif digunakan untuk memaham: Islam yang terkandung dalam kitab suci. Melalui metode teologis normatif ini seseorang memulainya dari meyakini Islam sebagai agama yang mutlak benar. Hal ini didasarkan pada alasan, karena agama berasal dari Tuhan dari apa yang berasal dari Tuhan mutlak benar, maka agamapun mutlak benar Setelah itu dilanjutkan dengan melihat agama sebagaimana norma ajaran yang berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan manusia yang secara keseluruhan diyakini amat ideal. Melalui metode teologis normatif yang tergolong tua usianya ini dapat dihasilkan keyakinan dan kecintaan yang kuat, kokoh, dan militan pada Islam, sedangkan dengan metode ilmiah yang dinilai sebagai tergolong Muda usianya ini dapat dihasilkan kemampuan menerapkan Islam yang diyakini dan dicintainya itu dalam kenyataan hidup serta memberi jawaban terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi manusia.

    Kamis, 22 November 2012

    Pengalaman Pribadi


        dahulu kala, ketika aku berumur 1-9 tahun ibu ku sangat sabar menghadapi ku,,
    aku yg sangat rewel,,tapi ibu ku sangatlah tabah mendidik ku, mengajarku supaya aku menjadi orang yang sukses dan mandiri.
         di kala itu aku tidak doyan nasi,,makanannya hanyalah bubur ..
    setiap harimya ibu ku membuat bubur atau membeli ke tetangga desa.
    aku tak mau makan kecuali kalau disuapin bapak atau ibu,,
    betapa manjanya diri ku,,,
    tapi setelah umur 9 tahun, setelah lulus MI aku mulai berfikir, kalau begitu terus caranya, aku pasti akan menjadi pemalas, manja, bahkan tidak mandiri.
          sejak itulah aku mencoba manndiri, makan sendiri, makan nasi ,
    batapa senangnya kedua orang tua ku,,
    melihat perubahan sikap ku,
    sampai-sampai kedua orang tua ku mengadakan tasyakuran sebagai tanda terima kasih kepada yang kuasa(Allah SWT).

           aku selalu mencoba dan mencoba untuk perihatin..
    aku memulai untuk belajar dan bisa menyeimbangi antara bermain, istirahat, sholat dan bermain,

          kedua kakak ku selalu mengajari ku dalam belajar,di saat ada kesulitan , problem, mereka selalu membantu ku dalam menghadapi semua itu

    sungguh.......kasih sayang ibu dan bapak sepanjang masa..
    abadan,, ila yaumul kiamah....
    keluarga dan sahabat sebagai pelengkap hidup

    *************




    ketika aku sudah mts....
    daag... diiig ... duuug .....
    dikala pagi tiba perasaan ku tak menentu, setelah ibu ku selesai bersih-bersih , masak-masak,,, ibu ku siap-siap pergi ke sekolahan untuk mengambil PENGUNGUMAN KELULUSAN ... sedang aku harus menunggu di rumah...
    hati ku berdetak begitu cepatnya ,,
      tiba-tiba handphone berbunyi...
    kriiing.....kriiiing....kriiiing.....
    oki..(incoming)
    "hallo... assalamu'alaikum,,, gimana sob ???
    kamu lulus gak ???
    aku pun menjawab: "aku gak tau ,, ibu ku belum pulang dari tadi.."
    "ibu ku aja sudah pulang dari tadi"
    aku pun menangis (huhuhuhu)
    "aku,, akuu"
    "kok malah nangis??"
    "ibu ku belum pulang sih"
    "udah gak papa ,, mungkin masih di jalan .."
    aku pun mematikan telvonnya,,,

    teman-teman yang lain pada sms,,,
    mereka pada bertanya lulus kagak ???"

    aku tak bisa menahan air mata , rasanya aku pingin jemput ibu ke sekolahan tapi tak boleh sama kakak ku,,,,

    waktu menunjukkan pukul 11.30
    kakak, kakek , nenek pergi ke masjid untuk menjalankan sholat jum'at,,,
    dan aku menunggu ibu ku keluar masuk rumah...
    sambil tersedu-sedu
    (ibu kapan pulang, apakah aku gagal mewujudkan cita-cvita ku)
    kata ku dalam hati

    sampai mereka pulang, ibu ku belum pulang,,

    sreeeek,,,,sreeek,,,sreeek,,,,
    suara ada orang masuk rumah,,,
    oliiiv...oliiiv...(dengan suara lembut)
    kayanya suara ibu,,,

    aku tiba-tiba keluar,,

    buu,,, gimana hasilnya ????
    aku buka amplop didalam surat itu,,,,
    ternyata,,,
    "LULUS"
    aku tertawa sambil menangis..
    ibu ku tersenyum kepada ku dan menciumku,,
    "selamat ya nak,, kamu lulus ,,,tingkatkan prestasimu untuk mencapai semua keinginanmu...
    maaf tadi ibu harus mengurus surat-suaratmu ...
    kamu dapat beasiswa ke MA ponggol,,,gimana kamu mau gag ???"
    "aku pilkir-pikir dulu bu"
    ******


    beberapa hari kemudian aku memutuskan untuk melanjutkan ke jawa timur,,,
    karena masukan dari beberapa orang...
    kakakku pun yang di jatim telah menunggu disana...
    tetapi setelah aku bilang ibu,, ibu ku menolaknya dengan berbagai alasan...

    akhirnya ibu ku memutuskan untuk melanjutkan ke MAN 1 KOTA MAGELANG
    tanggal 5 juli pun aku mendaftar ke MAN dan survey ke pondok al-chuzna
    dan akhirnya tanggal 28 aku masuk ke al-chuzna ,,,,
    dan aku pun mulai merasakan manis sepatnya kehidupan di pondok....
    begitu indah tapi juga begitu menyakitkan,,,,,
    berliku-liku menuju jalan kesuksesan,,,,
    *******

    sampai sekarang ini aku harus bisa membuktikan kepada semua orang,,, terutama kepada kedua orangtua tercinta ku kalau aku pasti bisa menggapai cita-citaku,,,,
    aku ingin membahagiakan mereka,,,
    pengorbanan mereka selama ini tak ternilai harganya,,,,
    begitu besar perjuangan mereka slama ini menghantarkan ku sehingga aku bisa seperti ini....

    dan........
    sampai sekarang ini pun aku belum bisa membalas jasa-jasa mereka,,,, terutama ibu ,,,,
    aku akan berusaha untuk menjadi yang terbaik....